KRBNews, Supiori Barat – Pulau Mapia ramai dibicarakan orang karena merupakan salah satu pulau terluar yang dimiliki oleh pemerintah Indonesia, jadi rebutan antara pemerintah Indonesia dan pemerintah Philipina. Pulau Mapia bagian dari distrik Supiori Barat.
Pulau Mapia berbentuk seperti cincin, di
belakangnya ada pulau Barasi dan pulau Batu. Untuk sampai ke pulau
Mapia menggunakan kapal perintis dengan jarak tempuh 24 jam dari
pelabuhan laut Biak.
Di pulau Mapia, hewan dan tumbuhannya
masih sangat banyak, seperti bebek laut yang biasanya hinggap diantara
pohon kelapa, ikan-ikan dan burung-burung. Makanan utama di sana ikan,
sejenis umbi-umbian dan sukun.
Jumlah penduduk Mapia tidaklah banyak
dan mereka sebenarnya lebih banyak mendiami satu pulau di sebelah pulau
Mapia yakni pulau Barasi.
Menurut kepada distrik Supiori Barat, di
Mapia ada sekitar 64 KK berdasarkan laporan dari kepala desa Mapia.
Sedangkan menurut salah seorang anggota polisi yang pernah bertugas di
sana, jumlah mereka tidak lebih dari sekitar 70 an orang. “Saking
sulitnya makanan maka banyak petugas pemerintah yang juga tidak betah
bertugas disana,” jelasnya.
Selain penduduk setempat, Mapia dihuni
oleh pengumpul kopra dari Sulawesi, mereka menetap berbulan-bulan.
Polisi, mariner dan anggota TNI dari Korem juga menjadi penghuni di
Mapia. “Mereka masuk Mapia tanpa koordinasi dengan kami selaku kepala
distrik,”Ujar Fredriek E.L.Rumainum S.IP.(22/06/2012)
Di pulau Mapia hanya ada satu sekolah
dasar dan satu Pustu, guru belum tersedia dan petugas medis yang baru
belum tiba setelah mantri Alex Wambenar dipindahkan ke kampung Masram.
“Saya dengar untuk alasan politis,
melindungi pulau terluar Indonesia maka akan dibentuk distrik, ” jelas
Rumainum kembali. Lanjutnya, “kalau banyak orang disana lebih banyak
petugas daripada orang yang dilayani.
Selain itu kerusakan lingkungan akan semakin parah. “Binatang-binatang yang dulu bebas hidup akan pergi karena banyak manusia”.
Sumber : http://www.aldp-papua.com