
Desakan itu disampaikan Koordinator
Kaukus Papua, Paskalis Kosaay, didampingi para anggota lain saat jumpa
pers di Gedung Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Jumat (8/6/2012).
Paskalis
mengatakan, setidaknya 15 orang tewas dalam penembakan di Papua sebulan
terakhir. Penembakan itu, kata dia, dilakukan oleh aparat militer dan
orang tak dikenal (OTK). Terus terulangnya kasus penembakan, kata dia,
membuktikan pemerintah tak serius menangani masalah di Papua.
"Tidak
ada upaya hukum, walaupun sudah terang-terangan (penembakan) dilakukan
oknum TNI-Polri. Penembakan misterius juga tidak diusut. Sepertinya
aparat membiarakan peristiwa itu," kata anggota Komisi I DPR dari Fraksi
Partai Golkar itu.
Anggota Komisi II Agustina Basik-Basik
mempertanyakan kerja intelijen di Papua. Padahal, kata dia, berbagai
instansi intelijen sudah menyebar intelnya hingga pedalaman. Namun,
mereka tidak bisa mendeteksi berbagai kasus penembakan di Papua.
"Yang
melakukan kekerasan di sana manusia, bukan mahluk setengah manusia yang
bisa menghilang. Kenapa juga ada senjata api yang bebas di sana?" kata
Agustina.
Paskalis menambahkan, pihaknya mendesak pemerintah
mengevaluasi penempatan TNI/Polri di Papua yang jumlahnya sangat banyak.
Selain itu, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono diminta segera membentuk
tim investigasi independen untuk mengungkap seluruh peristiwa penembakan
misterius.
"Perlunya penegakkan hukum bagi pelanggar-pelanggar
HAM, pelaku korupsi maupun kejahatan lain. Segera buka pintu dialog
dengan rakyat Papua yang bernuansa konstruktif dan bermartabat," pungkas
Paskalis.
Sumber : http://nasional.kompas.com